KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah kali ini yang membahas tentang hubungan “Manusia dan
Hikmah dari Setiap Penderitaan”
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna menyelesaikan tugas yang
diberikan serta menyelesaikan materi menganai manusia dan penderitaan. Kita tahu
di setiap penderitaan pasti selalu ada hikmah, dan kita menyadari tidak mungkin
adanya penderitaan juka tidak ada sebab dan akibat. Lalu apa penyebab timbulnya
sebuah penderitaan? Dan bagaimana manusia harus menyikapi penderitaan tersebut?
Pada makalah kali ini saya akan membahas tentang makna dari sebuah penderitaan
yang dihadapi oleh manusia. Penderitaan, bencana, musibah, wajar dan pasti akan
dialami setiap manusia di muka bumi ini, hanya saja tergantung pribadi
masing-masing bagaimana cara menyikapinya.
Saya
berharap tugas sekaligus tulisan ini dapat menarik perhatian dan menambah
wawasan pembaca tanpa memandang status dan kepentingan budaya.
Depok, 27 January 2014
Penulis
Nurul Fahsya
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak akan luput dari
kesalahan, setiap manusia pasti pernah mengalami musibah dan penderitaan yang
berat, sampai akhirnya manusia itu putus asa. Banyak khasus manusia yang nekad
bunuh diri karena menganggap musibah yang dialaminya teramat berat, sampai akhirnya
dia berputus asa sehingga memilih jalan bunuh diri untuk mengakhiri
penderitaannya tersebut. Tetapi, sesungguhnya manusia yang nekad bunuh diri itu
tidaklah mempunyai kepercayaan adanya Tuhan, yang selalu memberikan jalan dari
setiap musibah atau penderitaan yang dialami pada setiap manusia. Percayalah,
Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya.
Manusia dan penderitaan ibarat seperti
garam dalam sayur, penderitaan adalah garamnya dan manusia adalah sayurnya,
tidak akan sedap rasanya bila meracik sayur tanpa garam, maka dari itu
penderitaan dan musibah seperti bumbu dalam kehidupan, menjadi pelengkap untuk
membuat manusia itu menjadi lebih baik dan lebih dewasa dalam berfikir.
B. Definisi
a.
Manusia
Manusia
diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia
bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan
baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki
keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang
Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika
manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem
kehidupan di muka bumi.
Dalam
kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu
ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah
Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk
beribadah kepada Tuhannya.
Oleh
karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut
diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa
Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui
sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti
bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia
dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran
Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam lingkungan
sehari-hari.
Maka
dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam setiap sisinya,
baik dari sisi individu, sosial, susila, maupun religius. Keutuhan dari setiap
sisi tersebut dapat menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi
derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
b.
Penderitaan
Kebahagian
dan penderitaan adalah fenomena alam yang saling berhubungan, tanpa adanya
penderitaan kita tidak akan tahu makna dari kebahagiaan yang sesungguhnya,
begitupun tanpa adanya kebahagiaan tentu hidup kita akan sangat menderita.
Penderitaan
adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang
dapat di rasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami
penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas
dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang
berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat
tidaknya suatu intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang
lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagian.
Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak
orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin
atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja
prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan
juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta
manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan
mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan
alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu
merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya.
Akibat
penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu
penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena
itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.
C. Hubungan Manusia
dengan Penderitaan
Manusia dengan
kebahagiaan dan manusia dengan penderitaan seakan menjadi sebuah sejoli yang
tidak akan bisa terpisahkan dari hukum alam ini. Kebahagian dan penderitaan
layaknya sebuah bumbu dalam kehidupan. Kebanyakan orang lebih memilih untuk
bahagia dibanding untuk menderita, tetapi sesungguhnya penderitaan tidaklah
selalu buruk. Disetiap penderitaan atau musibah pasti ada hikmah yang bisa kita
petik, dan tidak pula kebahagiaan selalu memberikan kenyamanan bagi setiap
orang, banyak pula kebahagiaan yang berujung penderitaan.
Contoh kasus
misalnya seorang anak yang sedang menghadapi kasus perceraian orang tuanya,
banyak dari mereka yang menganggap perceraian orang tuanya merupakan suatu
musibah yang besar bagi kehidupannya, anak akan merasa kehilangan masa-masa
bahagia bersama keluarga utuhnya. Banyak anak yang menjadi depresi dan “nakal”
akibat masalah tersebut, dan kebanyakan dari mereka yang depresi adalah mereka
yang belum bisa menerima dan mengambil hikmah dari musibah itu. Jika si anak
mengambil sisi positif dari musibah tersebut mungkin si anak tidak akan mengalami
depresi yang mendalam. Lagi pula anak yang sudah pernah mengalami musibah ini
pasti akan menjadi lebih cepat dewasa dibandingkan dengan anak yang tidak
pernah mengalami musibah ini, dalam artian mereka menjadi lebih kuat hatinya
jika mereka menerima dan mengambil hikmah dari musibah ini. Misalnya, mereka
menjadi lebih berhati-hati dalam memilih pasangan hidupnya nanti, karena mereka
telah melihat dan mempelajari pengalaman kedua orangtuanya, mereka bukan
menjadi pemilih atau selektif tetapi mereka akan lebih berhati-hati dalam
menentukan pasangan hidupnya nanti.
Setiap musibah
pasti mempunyai hikmah masing-masing. Manusia harus bisa berfikir positif dalam
keadaan apapun, mereka yang lebih sering berfikir positif dan menerima musibah
tersebut pasti akan merasa lebih tenang dalam keadaan apapun, karena mereka
percaya Tuhan tidak akan memberi musibah atau penderitaan diluar batas
kemampuan umat-Nya.
D. Kesimpulan
Tuhan selalu
memberikan yang terbaik untuk umat-Nya dan Tuhan tidak akan memberikan cobaan
kepada umat-Nya diluar batas kemampuannya. Sesungguhnya cobaan yang diberikan
oleh Tuhan kepada kita adalah sebuah rezeki. Tuhan memberikan cobaan untuk kita
agar kita bisa lebih dekat lagi dengan-Nya. Tuhan memberikan kita cobaan agar
kita lebih bersyukur dengan keadaan apapun. Banyak manusia yang jika diberi
kebahagiaan mereka lupa akan Tuhan mereka, maka dari itu Tuhan memberikan
mereka musibah agar mereka mengingat Tuhan.
Segala apapun
bentuk dari bencana, musibah, ataupun penderitaan yang dihadapi oleh manusia
adalah “rezeki” dari Tuhan. Berpikir positif dan menghadapi masalah di kehidupan
ini dengan kuat, pantang menyerah dan tidak putus asa. Dekatilah orang-orang
yang bisa memotovasi kita agar kita lebih kuat dalam menghadapi masalah,
sehingga tidak menganggap cobaan itu sebagai penderitan yang berat bagi kita.
Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari
pembaca sangat diperlukan guna menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
E. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar