Minggu, 26 Januari 2014

Manusia dan Hikmah dari Setiap Penderitaan (Tugas ke-4 IBD)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah kali ini yang membahas tentang hubungan “Manusia dan Hikmah dari Setiap Penderitaan”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna menyelesaikan tugas yang diberikan serta menyelesaikan materi menganai manusia dan penderitaan. Kita tahu di setiap penderitaan pasti selalu ada hikmah, dan kita menyadari tidak mungkin adanya penderitaan juka tidak ada sebab dan akibat. Lalu apa penyebab timbulnya sebuah penderitaan? Dan bagaimana manusia harus menyikapi penderitaan tersebut? Pada makalah kali ini saya akan membahas tentang makna dari sebuah penderitaan yang dihadapi oleh manusia. Penderitaan, bencana, musibah, wajar dan pasti akan dialami setiap manusia di muka bumi ini, hanya saja tergantung pribadi masing-masing bagaimana cara menyikapinya.
Saya berharap tugas sekaligus tulisan ini dapat menarik perhatian dan menambah wawasan pembaca tanpa memandang status dan kepentingan budaya.


Depok, 27 January 2014

Penulis
Nurul Fahsya




PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Manusia tidak akan luput dari kesalahan, setiap manusia pasti pernah mengalami musibah dan penderitaan yang berat, sampai akhirnya manusia itu putus asa. Banyak khasus manusia yang nekad bunuh diri karena menganggap musibah yang dialaminya teramat berat, sampai akhirnya dia berputus asa sehingga memilih jalan bunuh diri untuk mengakhiri penderitaannya tersebut. Tetapi, sesungguhnya manusia yang nekad bunuh diri itu tidaklah mempunyai kepercayaan adanya Tuhan, yang selalu memberikan jalan dari setiap musibah atau penderitaan yang dialami pada setiap manusia. Percayalah, Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya.
Manusia dan penderitaan ibarat seperti garam dalam sayur, penderitaan adalah garamnya dan manusia adalah sayurnya, tidak akan sedap rasanya bila meracik sayur tanpa garam, maka dari itu penderitaan dan musibah seperti bumbu dalam kehidupan, menjadi pelengkap untuk membuat manusia itu menjadi lebih baik dan lebih dewasa dalam berfikir.

B.  Definisi
a.      Manusia
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam lingkungan sehari-hari.
Maka dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam setiap sisinya, baik dari sisi individu, sosial, susila, maupun religius. Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.

b.      Penderitaan
Kebahagian dan penderitaan adalah fenomena alam yang saling berhubungan, tanpa adanya penderitaan kita tidak akan tahu makna dari kebahagiaan yang sesungguhnya, begitupun tanpa adanya kebahagiaan tentu hidup kita akan sangat menderita.
Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat di rasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagian. Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.

C.  Hubungan Manusia dengan Penderitaan
Manusia dengan kebahagiaan dan manusia dengan penderitaan seakan menjadi sebuah sejoli yang tidak akan bisa terpisahkan dari hukum alam ini. Kebahagian dan penderitaan layaknya sebuah bumbu dalam kehidupan. Kebanyakan orang lebih memilih untuk bahagia dibanding untuk menderita, tetapi sesungguhnya penderitaan tidaklah selalu buruk. Disetiap penderitaan atau musibah pasti ada hikmah yang bisa kita petik, dan tidak pula kebahagiaan selalu memberikan kenyamanan bagi setiap orang, banyak pula kebahagiaan yang berujung penderitaan.
Contoh kasus misalnya seorang anak yang sedang menghadapi kasus perceraian orang tuanya, banyak dari mereka yang menganggap perceraian orang tuanya merupakan suatu musibah yang besar bagi kehidupannya, anak akan merasa kehilangan masa-masa bahagia bersama keluarga utuhnya. Banyak anak yang menjadi depresi dan “nakal” akibat masalah tersebut, dan kebanyakan dari mereka yang depresi adalah mereka yang belum bisa menerima dan mengambil hikmah dari musibah itu. Jika si anak mengambil sisi positif dari musibah tersebut mungkin si anak tidak akan mengalami depresi yang mendalam. Lagi pula anak yang sudah pernah mengalami musibah ini pasti akan menjadi lebih cepat dewasa dibandingkan dengan anak yang tidak pernah mengalami musibah ini, dalam artian mereka menjadi lebih kuat hatinya jika mereka menerima dan mengambil hikmah dari musibah ini. Misalnya, mereka menjadi lebih berhati-hati dalam memilih pasangan hidupnya nanti, karena mereka telah melihat dan mempelajari pengalaman kedua orangtuanya, mereka bukan menjadi pemilih atau selektif tetapi mereka akan lebih berhati-hati dalam menentukan pasangan hidupnya nanti.
Setiap musibah pasti mempunyai hikmah masing-masing. Manusia harus bisa berfikir positif dalam keadaan apapun, mereka yang lebih sering berfikir positif dan menerima musibah tersebut pasti akan merasa lebih tenang dalam keadaan apapun, karena mereka percaya Tuhan tidak akan memberi musibah atau penderitaan diluar batas kemampuan umat-Nya.

D.  Kesimpulan
Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya dan Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada umat-Nya diluar batas kemampuannya. Sesungguhnya cobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah sebuah rezeki. Tuhan memberikan cobaan untuk kita agar kita bisa lebih dekat lagi dengan-Nya. Tuhan memberikan kita cobaan agar kita lebih bersyukur dengan keadaan apapun. Banyak manusia yang jika diberi kebahagiaan mereka lupa akan Tuhan mereka, maka dari itu Tuhan memberikan mereka musibah agar mereka mengingat Tuhan.
Segala apapun bentuk dari bencana, musibah, ataupun penderitaan yang dihadapi oleh manusia adalah “rezeki” dari Tuhan. Berpikir positif dan menghadapi masalah di kehidupan ini dengan kuat, pantang menyerah dan tidak putus asa. Dekatilah orang-orang yang bisa memotovasi kita agar kita lebih kuat dalam menghadapi masalah, sehingga tidak menganggap cobaan itu sebagai penderitan yang berat bagi kita.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat diperlukan guna menjadikan makalah ini lebih baik lagi.

E.  Sumber


Tidak ada komentar: